Kebiasaan Kartini yang Menginspirasi

ibu-kartini

Pada hari Selasa, tanggal 21 April 2015 ini kita memperingati Hari Kartini. Seandainya beliau masih hidup, pada tahun ini usia Kartini genap 136 tahun karena beliau lahir pada tanggal 21 April 1879. Meski Beliau telah wafat, sesungguhnya beliau tetap hidup di hati bangsa Indonesia. Tentu yang hidup bukan jasadnya, melainkan semangatnya, cita-citanya, dan daya juangnya untuk memajukan pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan untuk kaum wanita.

Tidak diragukan lagi, banyak hal baik yang dapat kita petik dari kisah hidup dan perjuangan R.A. Kartini. Banyak orang terinspirasi oleh sikap, semangat, maupun pemikiran-pemikiran Kartini. Sampai sekarang pun pemikiran-pemikirannya yang tertulis dalam surat-suratnya terus dikaji dan menginspirasi.

Ada dua hal yang cukup menonjol pada R.A. Kartini yaitu kesukaannya membaca dan menulis. Kartini kecil yang sangat sedih karena tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah, menghilangkan kesedihannya dengan banyak membaca. Semua buku dibacanya, dari buku pelajaran maupun buku pengetahuan lainnya. Dari banyak membaca lalu muncul ide untuk memajukan kaum wanita. Ide-ide inilah yang kemudian ditulis oleh R.A. Kartini  dalam berbagai surat kepada sahabatnya.

Semangat yang kuat untuk membaca dan menulis yang dimiliki Kartini hendaknya dapat kita tiru. Kita jadikan membaca sebagai kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari. Kita jadikan membaca sebagai sebuah kebutuhan setiap hari. Dengan demikian, kita akan merasa ada sesuatu yang kurang atau kosong bila kita belum menyentuh bacaan pada hari itu. Kita bisa memulai dengan membaca buku, majalah, jurnal, buletin, koran, dan sebagainya, yang isinya bermanfaat untuk kita. Dengan membaca kita mendapatkan berbagai informasi dan yang pasti kita dapat belajar banyak melalui bacaan.

Kebiasaan membaca bisa memunculkan berbagai ide  dan keinginan untuk menulis, seperti yang juga dialami Kartini. Kita bisa mulia menulis hal yang paling sederhana dan mudah yaitu buku harian. Karena buku harian adalah milik pribadi kita dan hanya kita sendiri yang membacanya, tentu tidak perlu kita risaukan bagus atau tidaknya tulisan tersebut. Selanjutnya kita bisa menulis hal-hal yang sesuai dengan minat kita. Tulisan itu bisa berbentuk nonfiksi maupun fiksi. Para siswa dapat meminta bimbingan bapak atau ibu guru dalam menulis. Bila rasa percaya diri mulai tumbuh, kita bisa mencoba mempublikasikan tulisan kita. Untuk para siswa tentu yang paling mudah adalah mempublikasikan di kelas atau di sekolah melalui majalah dinding dan buletin sekolah.

Mari kita peringati Hari Kartini dengan mencontoh yang dilakukan Kartini, yaitu banyak membaca dan menulis. (Y. Niken Sasanti)